Ibu Rita menggenggam tangan Desi erat-erat, berusaha menenangkan meski air mata mulai menggenang di matanya. “Dok, tolong… apakah tidak ada cara lain?” tanyanya penuh harap. Dokter menghela napas panjang. “Kami sudah mencoba semua alternatif yang mungkin, tapi seperti yang tadi saya sampaikan, golongan darah Luna sangat langka, dan kami tidak memiliki stok yang sesuai. Kami benar-benar memerlukan bantuan dari ayahnya,” “Ya Tuhan, bagaimana ini bisa terjadi?” Ibu Rita menggeleng tak percaya, raut wajahnya menampakkan kecemasan yang semakin dalam. Desi duduk terpaku, memandang kosong ke arah lantai, pikirannya berputar mencari jawaban yang belum juga ditemukan. Setiap nomor yang ia hubungi, setiap teman yang ia tanyai, semuanya memberikan jawaban yang sama: tak seorang pun tahu di mana A