"Jika lo wajan panas, gue nggak keberatan jadi margarin yang siap meleleh begitu ketemu lo. I love You." Aku banyak tersenyum hari ini. Hatiku happy karena akan berkencan dengan Anestesi, meskipun otak sempat stress karena banyaknya persiapan dan jam tambahan karena ujian dan try out simulasi UN akan segera tiba, cinta sudah cukup untuk menghapus semua hal buruk itu. Ternyata memang benar bahwa cinta bisa membuat logika jadi buyar. Hatiku terasa dibakar setiap kali jantungku berdebar karena deru cinta yang begitu kuat berkobar. Jatuh cinta itu membahagiakan. "Senyum mulu, lama-lama kering itu gigi," nada berbau-bau kecemburuan itu membuat kepalaku menoleh ke sumber suara. Aku tersenyum, menyambut Angin yang sudah berdiri di depan pintu kamar. "Mau kemana, But? Ganteng dan rapi bange

