Setelah keluar dari kantor Philips, Lika berjalan cepat menuju pintu keluar gedung. Udara malam menyambutnya, dingin dan menusuk hingga ke tulang. Namun, dinginnya malam tak mampu menandingi kekacauan dalam pikirannya. Ia meremas kartu nama yang diberikan Philips, lalu menyimpannya di tas dengan hati-hati. Langkah kakinya terhenti saat ia melihat sosok familiar berdiri di depan mobilnya. "Rangga,"gumam Lika dengan suara rendah, hampir seperti desahan. Rangga menoleh dan tersenyum tipis, senyuman yang lebih menyerupai ejekan. "Kau butuh waktu lama untuk keluar dari gedung itu. Apa yang kau bicarakan dengan Philips? Tentang aku?" "Itu bukan urusanmu," jawab Lika tegas, mencoba melewati Rangga, tetapi pria itu dengan cepat menghalangi jalannya. "Kita belum selesai, Lika," ujar Rangga d
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari