Prolog

550 Kata
"Tinggalkan laki-laki itu atau aku akan menghapus namamu dari kartu keluarga!!!! Kau mendengarkanku????" Suasana di ruang keluarga itu berubah mencekam. Semua diawali dengan adanya panggilan masuk dan pesan dari Dewa, kekasih Putri. Putri masih di kamar mandi saat ponselnya yang berada di ruang keluarga berbunyi. Guntur melihat sekilas ponsel Putri dan terheran dengan munculnya nama Dewa di sana. Setelah panggilan berakhir, ponsel kembali berdenting diiringi pesan masuk. Guntur kembali melihat pop up pesan itu yang juga dari Dewa. Tiba-tiba saja emosi Guntur memuncak. Muka dan matanya memerah karena marah. Tentu saja Guntur murka saat dia mengetahui kalau Putri, anak sulungnya, ternyata behubungan dengan laki-laki lain saat dia sudah dijodohkan dengan Rayhan. "Jangan sekali-kali kamu membuat malu keluarga!!!!" Plak!!! Tanpa sadar, tangan Guntur melayang begitu saja. Putri tersungkur. Tangisannya bertambah keras. Air matanya turun beranak pinak. Dia tidak menyangka ayahnya akan semurka ini. "Ayah tidak pernah menyangka kau akan berbuat seperti ini, Putri!! Tinggalkan dia!!! Atau pernikahanmu akan dipercepat!!!" Putri semakin bersedih. Dia tidak ingin menikah dengan Rayhan. Kini, bagaimana nasibnya bersama Dewa? Apa dia benar-benar harus mengakhirinya? Bagaimana dia harus mengatakannya pada Dewa?? "Sudah, Yah! Jangan tampar lagi Putri! Dia anakmu!!" Isa berjongkok melindungi Putri dari ayahnya. Isa ikut menangis. Ibu mana yang tidak sedih melihat anaknya dimarahi dan ditampar seperti ini? Isa tahu Putri salah. Tapi apa perlu sebuah tamparan? "Beri tahu anak itu untuk menurut!! Apa yang akan aku katakan pada Farhan kalau dia tahu?? Kita akan malu, Bu!!" Guntur berkacak pinggang. Sesekali dia menyugar rambutnya ke belakang. Nafasnya masih saja memburu. Isa bangkit lalu berjalan mendekati suaminya. Dengan erat, dia memeluk lengan Guntur dan mengelus dadanya. Isa mencoba meredakan amarah Guntur. Setelah dirasa nafas Guntur mulai normal, dia berkata, "Iya, Putri akan menurut. Sekarang ayo, Ayah duduk dulu." Isa menggandeng lengan suaminya dan menuntunnya menuju sofa panjang. Andre, anak kedua mereka, datang dengan membawa segelas air putih dan menyerahkannya pada Isa. "Diminum dulu airnya, Ayah." Guntur menerima gelas itu dan meminumnya hingga tandas. Setelah itu Isa yang meletakkannya di meja dan kembali mengelus bahu dan d**a Guntur. Guntur merasakan emosinya sudah kembali normal. Dia melihat Putri. Keadaannya sangat memprihatinkan, duduk di bawah dengan rambut berantakan. Guntur menyesal telah menampar Putri. Pipinya terlihat masih memerah. Seumur hidup dia tidak pernah sekalipun memukul anak-anaknya. Dia sangat menyayangi Putri dan Andre. "Andre, bantu mbakmu untuk ke kamar." Isa melihat ke mana mata Guntur menatap. Suaminya itu kini mungkin sedang menyesali perbuatannya beberapa saat lalu. Andre lalu mendekati Putri. "Ayo, Mbak." Tangan Andre memegang bahu Putri, membantunya berdiri. Dengan perlahan, Andre memapah Putri menuju kamarnya dan mendudukkannya di ranjang. Setelah itu, Andre keluar dan menutup pintu. Andre sebenarnya kasihan melihat Putri seperti itu. Tapi apa yang bisa dilakukannya? Dia masih bocah SMA. Dia tahu kalau Putri sudah dijodohkan, tapi dia tidak tahu kenapa Putri berhubungan dengan pria lain. Apa karena Putri tidak mencintai Rayhan? Rasanya sulit, karena selain tampan dan baik, Rayhan adalah seorang dokter dan hubungannya dengan Putri juga lancar. Andre tidak pernah melihat Putri bertengkar dengan Rayhan. Di kamar, Putri sudah kehabisan air mata. Tidak ada lagi yang keluar. Matanya terlihat kosong. Di satu sisi, dia takut dengan ancaman ayahnya. Di sisi lain, dia tidak ingin bersama Rayhan. Hatinya sudah penuh terisi dengan Dewa sejak sebelum munculnya Rayhan. -- Mohon sedekah love, vote, dan berikan komentar positif. Terima kasih..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN