"Van, tunggu! Biar saya yang antar." William berlari menuruni anak tangga teras ketika dilihatnya Vanilla memasuki mobil Aksa. Namun, sayangnya lelaki itu terlambat. Aksa sudah lebih dulu melajukan kereta besinya meninggalkan pekarangan rumah. "Aksa! Tunggu aku!" Di belakang sana Cinta pun berusaha mengejar. "Aksa! Harusnya aku yang ada di sampingnya, bukan perempuan itu. Dia istri papi. Aksa!" Gadis itu berteriak frustasi. "Sudahlah, percuma. Ayo, biar Papi antar." William meraih pergelangan tangan Cinta lalu gegas menyusul Aksa. Melihat tatapan penuh kesedihan yang terpancar dari sorot mata gadis itu membuat William ikut terluka. Begitulah jika seseorang dibutakan oleh cinta, hal yang membuat William enggan menjalin sebuah hubungan karena tak mau terjebak di dalam kerumitannya.