"Benar, kamu tidak apa-apa?" Suara Roy nun jauh di seberang sana terdengar begitu panik. Lelaki paruh baya itu langsung menghubungi menantunya begitu William mengabari kalau mereka tak bisa kembali ke tanah air dalam waktu dekat. Roy sangat merindukan putri semata wayangnya karena belum pernah mereka terpisah untuk waktu yang lama. Sepekan berlalu, dan William mengatakan kalau Vanilla masih betah di Swiss. Meskipun ayah dan anak itu bisa melakukan panggilan video, rasanya masih ada yang kurang karena tak bisa saling memeluk. "Iya, Pa. Aku sama Om Willi baik, kok." Vanilla memegang ponsel suaminya begitu sang ayah meminta bicara dengannya. "Kata suamimu kamu sempat demam, bahkan sampai seharian nggak bisa turun dari ranjang." "Ah, Om Willi nya saja yang berlebihan, Pa. Aku cuma demam