"Van?" Tubuh mungil itu terperanjak kaget. Jarum jam menyentuh angka satu dini hari sementara Vanilla masih belum bisa memejamkan matanya barang semenit pun. Sejak menaiki peraduan, gadis itu sibuk mencari posisi ternyaman, tapi tak kunjung terlelap meski raganya letih. Alih-alih mengantuk, gerakan Vanilla justru membuat suami tuanya terbangun. "Belum tidur? Kenapa?" Vanilla tak sempat mengelak ketika William mengulurkan telapak tangan di dahinya. Rupanya lelaki itu takut Vanilla kembali diserang demam. "Normal. Atau ada yang sakit?" Vanilla menggeleng. "Nggak bisa tidur," ucapnya setengah merengek. "Pasti gara-gara mikirin soal tes keperawanan Cinta, iya kan?" Tanpa Vanilla menyahut pun William telah tahu jawabannya. Hening memeluk keduanya beberapa menit lamanya. "Seandainya