"Terima kasih ya sudah mencabut gugatan cerai dan kembali ke rumah ini." Tubuh Aksa menegang ketika Cinta memeluknya dari belakang. Timbul rasa untuk menjauhkan wanita itu dari tubuhnya, sebuah bagian dari alam bawah sadarnya atas penolakan terhadap gadis itu. Namun, sesaat Aksa teringat akan satu hal. Pemuda itu lantas menghela napas kasar, menepis kedua tangan Cinta yang membelit perutnya akan tetapi dilakukan dengan cara yang jauh lebih lembut dibanding sebelumnya. "Buatin kopi. Bawakan ke ruang kerja." Pria itu berujar dingin tanpa menatap lawan bicaranya. "Oke. Tunggu sebentar." Cinta berlalu dari sana, melakukan apa yang dititahkan suaminya dengan hati berbunga. Ini kali pertama Aksa memberikan perintah padanya, alih-alih merasa keberatan Cinta justru sangat bahagia. 'Aku n