Vanilla berdiri di depan sebuah rumah sederhana nan asri. Rumah yang tak begitu luas, tapi bersih dan nyaman untuk ditempati. Sekali lagi Vanilla menatap layar ponselnya untuk memastikan kalau alamat yang ditujunya sudah benar. "Permisi." Vanilla mengetuk pelan pintu pagar. Berdiri sambil mengawasi keadaan sekitar. Matahari beranjak naik, cahayanya mulai terasa hangat di kulit. Vanilla tak melihat aktivitas berarti di lingkup lingkungan itu. "Permisi." Sekali lagi Vanilla mengetuk pintu pagar. "Katanya ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang berdiam diri di rumah, tapi kenapa seperti tidak ada orang?" Vanilla sengaja menunggu sejenak sebelum ia kembali mengetuk. Jika masih tak ada orang, maka Vanilla putuskan untuk pulang. Mungkin bukan saat yang tepat untuknya datang hari ini.