Seattle, Washington, Amerika serikat. Angin berembus sejuk. Menembus tulang. Lucia tinggal, berdiri menatap menara Space Needle jauh. Memandangi kota asing yang akan menjadi warna baru untuk hidupnya, nanti. Dalam diam, Lucia berpikir, bahwa mungkin Seattle adalah tempat yang tepat untuk melupakan masa lalu, luka, dan seluruh perasaannya pada Matteo. "Kau suka tempat ini?"tegur Falcon. Membangkitkan kesadaran. Lucia menoleh, mengangguk pelan dengan senyuman tipis. "Baguslah!"Falcon mengulum bibir, berjalan mendekat tanpa mengalihkan pandangan. Lucia yang semula bersandar pada sudut sofa, lekas berdiri. Memutar haluan tubuh, pada Falcon. Ia menelan ludah, meremas ujung pakaian. "Kau akan baik-baik saja di sini, Lucia,"janji Falcon. Menangkup kedua pipi wanita itu. Mengusap lembut de