Lucia mengulum bibir. Menatap hujan ringan lewat jendela kamarnya yang redup. Seminggu berlalu, dan langit Bogota masih gelap. Seakan matahari enggan menunjukkan sinar. Sungguh hampa. "Lucia,"serak. Panggilan itu terlahir dari mulut Falcon. Membuat sang pemilik nama bergerak memutar. Menoleh pada sumber suara. "Daddy mu ingin kita segera turun, jika kau sudah siap!"tandas Falcon tegas. Tidak mengedipkan mata sedetikpun. Lucia senyap. Menundukkan pandangan ke lantai. "Sahabatmu di bawah. Mereka di beri izin untuk menemui mu sebelum meninggalkan kota!"jelas Falcon. Berhasil mengangkat pandangan Lucia. "Benarkah?"tanya Lucia parau. Meneliti kebenaran di wajah Falcon, sampai pria itu menjawab dengan anggukan pelan. Seketika, Lucia mengambil langkah, lekas berlari keluar dari kamarnya. Mel