Farhan melangkahkan kakinya menuju apartemen Putri. Ia hafal betul dimana letak apartemen wanita itu, karena ia sering ke sini. Farhan menarik nafas panjang, ia perlu bertemu dengan Putri, sebelum konferensi pers berlangsung sore nanti. Farhan menekan bell di dekat daun pintu. Semenit kemudian pintu terbuka, ia memandang wanita berambut pendek dengan wajah masih kusut, khas bangun tidur. Wanita itu adalah Mince asisten pribadi Putri, wanita inilah yang selalu menemani Putri kemanapun berada. "Farhan," ucap Mince, seakan tidak percaya apa yang dilihatnya. "Putri nya ada?" Ucap Farhan datar. "Ada, lagi mandi sih," ucap Mince, mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Mince dengan cepat merapikan rambut dengan jari-jari tangan. Ia tidak PD berhadapan dengan laki-laki tampan, dalam keadaan