Hujan deras jatuh membasahi kota. Aafia memandang keluar jendela kamarnya dan Rasi. Kini ia berada di rumah mertuanya. Sementara Rasi tampak sibuk dengan Papanya membicarakan masalah pekerjaan, dan Aarav lagi bersama neneknya. Aafia memandang ke arah langit, di dalam hati ia mencurahkan isi hatinya dan berharap kedua orangtuanya mendengarnya dari sini. “Apa yang sedang kamu lamunkan?” Rasi tiba-tiba datang dan merangkul bahu istrinya. “Hanya berbicara pada langit,” jawab Aafia sekenanya. Dahi Rasi mengernyit merasa aneh dengan jawaban Aafia, namun ia tak berkomentar lagi. Ia melakukan hal yang sama seperti Aafia, menatap langit yang gelap dan dipenuhi oleh hujan. “Udah setahun lebih lho kak, apa kak Rasi nggak mau cerita sama aku?” “Maksudnya?” lelaki itu menatap Aafia dengan heran.
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


