Kiara menghembuskan napasnya untuk kesekian kali, duduk sendirian di ruang keluarga mansion yang sangat luas dan mewah, namun terasa begitu hampa. Jam baru menunjukkan pukul sebelas siang, dan suasana di mansion terlalu tenang. Albert sedang berada di perusahaan, dan seperti biasa, Kiara hanya ditinggalkan dengan para pelayan yang menjalankan tugas masing-masing dalam diam. Dia menoleh ke jendela kaca besar yang memperlihatkan taman belakang mansion. Cerah. Tapi tetap saja membosankan. Kiara berdiri, menegakkan punggungnya dan berjalan ke dapur. Semua pelayan langsung menunduk hormat saat melihatnya masuk. "Bu Kiara, ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang pelayan perempuan paruh baya dengan lembut. Kiara tersenyum tipis. "Aku bosan. Bagaimana kalau hari ini kita masak bersama saja? Ak