Alden menatap detektif yang duduk di depannya dengan pandangan kosong. Kopi di cangkirnya sudah dingin sejak tadi, namun ia tak menghiraukannya. Wajahnya penuh gurat frustasi dan mata yang merah karena kurang tidur. Sudah berminggu-minggu ia menyewa jasa detektif itu, dan hingga saat ini belum ada hasil yang memuaskan. "Aku sudah mencoba semua jalur, Tuan Alden," ucap sang detektif dengan nada berat. "Saya bahkan sudah menelusuri semua bandara, CCTV kota, dan mencocokkan wajahnya dengan sistem keamanan perbatasan. Tapi nihil. Tidak ada satu pun jejak Kiara." Alden menyandarkan punggung ke kursi, lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Bagaimana bisa? Dia seperti hilang ditelan bumi." "Orang yang menculiknya sangat profesional. Atau dia memang tidak mau ditemukan," ujar sang