Cassandra menyapukan jari-jarinya ke punggung tangan Alden, matanya bersinar lembut di bawah lampu gantung kristal yang menghiasi langit-langit restoran mewah itu. Musik klasik mengalun pelan dari sudut ruangan, sementara pelayan berdasi hitam sibuk melayani meja demi meja dengan keanggunan yang sudah terlatih. Tapi dunia Cassandra hanya berputar pada pria di depannya.
“Aku suka suasana tempat ini,” katanya sambil tersenyum manis. “Tapi kehadiranmu yang membuat semuanya terasa spesial.”
Alden tidak membalas senyum itu. Tatapannya menurun ke piring steak wagyu di depannya, tapi potongan daging empuk itu tak disentuh sama sekali. Ia hanya menyipitkan mata, menghela napas perlahan, dan membiarkan Cassandra tetap menggenggam tangannya.
“Kau tak suka makanannya?” tanya Cassandra pelan, suara
