Sevi dan Angela mengajakku bertemu . Sebenarnya aku sudah ingin menolaknya karena aku sangat malu kepada mereka berdua. Tapi Angela dan Sevi memaksaku untuk hadir karena mereka ingin membantuku mengurai semua masalah. Tidak usah malu kata Angela, kita ini teman dan kita tak mungkin membiarkanmu menghadapi semua persoalan ini sendiri. Sevi bilang , sekalian dia akan mengajak pengacara untuk datang biar bisa konsultasi dengan baik dan tahu apa yang harus di lakukan untuk mendapatkan keringanan hukuman. Aku akhirnya bersedia untuk bertemu mereka berdua, karena aku juga sudah sumpek berada di kamar. Sudah hampir seminggu ini aku diam di kamar terus untuk merenungkan semua kesalahanku. Kadang aku menangis, kadang aku memukulkan kepalaku dengan tanganku ketika menyadari betapa bodohnya

