Subuh kembali menyapa. Devan terbangun dengan rasa mual yang tiba-tiba kembali menyerang, ia melepaskan pelukannya pada Rini yang masih terlelap dan segera berlari ke toilet. Rini yang masih mengantuk ikut terbangun dan mengikuti Devan ke toilet. Memijat lembut leher suaminya itu. Ia heran, mual yang dialami Devan belum juga berhenti. Rini menggulung rambutnya ke atas dan dengan cekatan keluar kamar menuju dapur untuk mengambil air hangat untuk Devan. Setelah kembali ke kamar, ia memberikan pada Devan yang meminumnya. Rini meletakan kembali gelas di atas meja lalu menautkan jemarinya pada jari Devan yang terlihat memejamkan mata, kembali menahan mual. “Apa masih terasa mual sekali ?” tanya Rini khawatir yang di balas anggukan Devan. “Sebaiknya periksa ke Dokter dulu ya, nanti aku

