Suasana di dalam mobil sungguh sunyi sepanjang perjalanan menuju mansion Hutomo. Baik Sarah maupun Alex tidak mengeluarkan satu katapun. Alex sibuk dengan ponsel dan email-nya sedangkan Sarah lebih menyukai pemandangan di luar. Sang sopir tidak berani banyak bergerak. Duduknya mendadak kaku dan tenggorokannya seakan tercekik. Namun, dia tidak berani bergerak meski hanya berdehem sekalipun. Akhirnya, setelah satu jam perjalanan yang tidak nyaman, mereka sampai di depan pintu utama. Seorang pelayan bergegas membukakan pintu untuk Sarah dan Alex. Alex turun dengan semua aura kesempurnaan seorang pria, tampan, bermartabat, dan penuh percaya diri. Angin malam berhembus membawa wangi parfumnya yang menggoda setiap wanita. Namun, itu tidak berlaku bagi Sarah. Berbeda dengan Alex, Sarah tamp