82.

1418 Kata

Sarah menatap keluar jendela. Tatapannya kosong, menerawang jauh. Terlihat sedikit bengkak di matanya yang berusaha dia tutupi dengan bedak. Bintang dan bulan yang menghiasi langit kini seolah tidak lagi indah. Sesekali, dia menghela nafas, berharap beban yang menghimpit dadanya sedikit berkurang. Diliriknya sosok yang masih setia terpejam meski sudah berlalu empat puluh delapan jam. Ini adalah hari ketiga dan mata Alex belum terbuka. Jika sampai besok tidak ada perubahan, pria itu akan dinyatakan koma. Suasana kamar masih sunyi, seperti hatinya. Pikirannya terbang, teringat dulu saat dirinya masih berseragam abu-abu. Sarah sedang bersama Ana, sibuk menyiapkan perlengkapan untuk lomba cerdas cermat. Saat itu, para siswa baru saja menyelesaikan ujian akhir. Sembari menunggu hasil, pengu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN