Sarah tidak bisa menghentikan tawanya meski dia sudah berada di kamar. Bayang-bayang wajah Alex yang memerah dan menegang karena seekor kucing kecil tidak bisa dia hilangkan begitu saja. "Kamu lihat bagaimana dia ketakutan karena kamu?" Sarah mengajak bicara Supi sambil tertawa terbahak-bahak. "Aku tidak menyangka jika wajahnya akan semerah itu." Lagi, Sarah tertawa mengingat kejadian beberapa saat lalu itu. Saat tawanya sedikit mereda, dia mendengar ponselnya berdering. Penasaran dengan siapa yang menghubunginya, Sarah segera mencarinya. "Supi, kamu tahu di mana ponselku?" Sarah bertanya pada makhluk berbulu itu seolah dia mengerti. Sarah mencarinya di atas meja, di atas nakas, di kasur. Tidak ada. "Tadi aku taruh di mana ya?" Sarah meletakkan Supi di kasur, lalu dia kembali mencar