Alex memeluk Sarah dengan erat seolah dia baru saja menemukan sesuatu yang sangat berharga. Dalam hati, dia terus berucap syukur karena Sarah masih di sini bersamanya, dalam pelukannya. Dijatuhkannya kepalanya di cermin leher Sarah, menarik aroma Sarah dan menyimpannya dalam memori. "Kamu kenapa?" Suara Sarah membuat lamunan Alex tentang pelukan itu buyar seketika. Seperti orang linglung, pria yang biasanya dingin dan acuh itu menoleh untuk memastikan sesuatu. Ternyata dia masih duduk di atas sofa. "Kenapa aku masih di sini?" gumamnya lirih. "Memang dari kamu di situ," jawab Sarah. Suasana yang sepi membuat Sarah masih bisa mendengar suara Alex. 'Kamu memikirkan apa? Wajahmu sampai kusut begitu.' Inginnya Sarah menanyakan itu, tapi ditahannya. Tidak! Dia sedang belajar untuk menjaga