"Bagaimana?" Elena bertanya pada Edwin. Kekhawatiran belum hilang dari wajahnya. Edwin mengangguk. "Dia sudah beristirahat," jawabnya sambil menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, lalu menoleh kepada istrinya. "Sebenarnya, apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba sesak seperti itu?" Elena menggeleng lemah. "Dia semakin kurus dan kurus," gumam Edwin. "Kasihan dia!" Elena menelangkupkan kedua tangannya menutupi wajahnya. Lalu, isakan terdengar dari mulutnya. "Kenapa dia sampai mengalami hal mengerikan seperti ini?" Bahu Elena bergetar karena menangis. Ibu mana yang hatinya tidak hancur melihat putri satu-satunya yang dia miliki memiliki penyakit menakutkan seperti ini? Edwin meraih bahu Elena dan membawanya ke dalam pelukan. Pria yang rambutnya sudah berwarna abu-abu itu tidak menjawab. Hatinya