Bab 98. Kehidupan Mayang

1485 Kata

Mayang terkesiap mendengar ucapan Reva. Ia belum kepikiran untuk kembali ke Jakarta. Jadi, ia hanya bisa mengulurkan tangannya ke bahu Reva. "Ayo bicara di belakang. Kamu bangun dulu," ajak Mayang. Reva mencebik. Ia tak pernah ingin menangis seperti ini, tetapi akhirnya semua ia tumpahkan sore ini. Ia dengan kasar mengusap wajahnya lalu berdiri. Mayang membawa Reva ke taman belakang. Beberapa anak kecil menyapa Mayang dengan senang lalu kembali bermain. Sebagian dari mereka duduk dengan tenang di serambi mushola karena sedang menunggu giliran mengaji. Ada Kai di antara mereka, bocah kecil itu berlarian lalu duduk memukul kotak infak atau memainkan buku yang ada di sana. Reva melihat itu semua dan merasa cukup takjub. "Aku kira Mama tinggal di rumah besar. Aku denger dari papa dan kakek

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN