Malam itu, di rumah Ivan telah ramai dengan beberapa tetangga mereka yang datang bertakziah sekaligus mendoakan kepergian Damar. Walaupun mereka tak mengenal Damar, tetapi Ivan terkenal cukup baik di masyarakat. Dan mereka semua hadir ketika saudara ipar Ivan meninggal dunia. Mayang yang masih bersedih hanya bisa duduk diam di kamar. Ia mengenakan setelan hitam sebagai tanda berduka. Ia ingat, ia membeli gaun panjang ini seminggu yang lalu. Ia merasa gaun ini begitu bagus dan nyaman. Dan kini, Mayang merasa bahwa itu adalah firasat. Mantan: Angkat, May! Mayang hanya melirik ponselnya. Ia baru saja mengirimkan kabar kematian Damar di grup alumnus SMA. Dan barangkali Bayu telah mendengar itu dari Sekar yang juga satu angkatan dengannya di SMA. Mayang terus mengabaikan panggilan telepon B

