"Jangan bilang kayak gitu. Papa sama mama bisa sayang Reva yang bukan siapa-siapa aku. Kalau kamu hamil dan melahirkan cucu mereka, aku yakin cepat atau lambat mereka juga bakal sayang sama anak kita," kata Ivan dengan nada meyakinkan. Ivan mengangkut dagu Mayang lalu ia mencium bibir Mayang hati-hati, ia tak ingin membuat pedih bibir Mayang yang sedang terluka itu. "Apa istri aku udah berubah pikiran dan mau hamil anak aku?" tanya Ivan usai mencium bibir Mayang. Mayang bersemu merah seketika. Ia tak menjawab, tetapi jantungnya berdetak gila. Ia hampir 22 tahun memang. Dan tak ada salahnya menjadi ibu di usia itu. Ia juga sudah mirip ibu Reva sekarang. Namun, ia masih ragu-ragu. "Apa kamu masih mau nunggu Damar?" tanya Ivan menebak. "Apa Om bersedia menunggu?" Mayang melempar pertanya

