"Ih! Nggak usah sembarangan!" gerutu Mayang. Ia mendorong d**a Ivan karena pria itu tahu-tahu sudah dekat dengannya. "Mana bisa bikin bayi. Kita udah sepakat nggak boleh ada bayi di antara kita." Ivan mendesis. Ia jadi menyesal sudah membuat pasal perjanjian yang kini tak ia sukai itu. Ia ingat ia tak ingin membuat istri kontraknya hamil. Ia mengira ia menikahi w************n dan ia tentu tak ingin memiliki anak dari wanita semacam itu. "Aku 'kan udah bilang, lupain aja kontrak itu," ujar Ivan dengan nada datar. Mayang langsung mendengkus. Ia menggeleng dengan muka merah. Ia sudah was-was karena sejak pagi tadi ia sudah mulai sholat lagi. Ia masih ingat bahwa seminggu yang lalu Ivan berkata akan meminta jatahnya ketika ia sudah selesai datang bulan. "Udah deh, kita berangkat aja. Ntar