Mayang masuk ke kamar mandi dengan perasaan tak keruan. Ia tak percaya, ia bisa cemburu pada Ivan. Namun, bukankah itu wajar? Mayang menggeleng keras usai ia mencuci mukanya. "Gila! Gue cemburu buta sama suami gue," ujarnya pelan. "Tapi ... rasanya gue emang nggak mau kehilangan om Ivan." Mayang mencuci mukanya lagi. "Kenapa feeling gue mbak Reni bakalan gangguin om Ivan ya?" Ia kembali membasuh muka beberapa kali. "Semoga aja enggak. Lagian om Ivan udah bucin sama aku. Apa yang perlu aku takutin?" Mayang memutuskan untuk segera mengambil air wudhu saja. Ia tak ingin resah hanya karena kecemburuan yang ia miliki. Setelah berwudhu, ia keluar dari kamar dan menjumpai Ivan. "Buruan, kita sholat," ajak Mayang. Ivan tersenyum melihat Mayang sudah jauh lebih tenang. "Iya, bentar. Tungguin."