Siang itu, Ivan melihat apa saja yang dilakukan oleh Mayang. Pertama, ia melihat kegiatan Mayang di kelas anak-anak usia dini. Ada sekitar 13 murid saja di kelas itu. Beberapa adalah anak panti asuhan dan sebagian lagi adalah tetangga sekitar yang ikut menitipkan anak mereka di kelas Mayang. Ivan tersenyum dengan bangga melihat Mayang mengajar sejenak di kelas yang memang sudah hampir usai itu. Ivan bersyukur, Mayang mampu mewujudkan impiannya. Andai nanti Mayang berhasil ia bawa ke Jakarta, ia tetap ingin Mayang menjadi wanita produktif seperti ini. Ia yakin, Mayang tak akan puas jika hanya tinggal di rumah saja. "Mama kamu keren," kata Ivan yang mengintip kelas Mayang dengan Kai. "Mama kelen," ucap Kai mengikuti ucapan Ivan. Ivan tertawa kecil. Ia benar-benar gemas dengan Kai. Kai la

