"Laporan aku udah lebih baik, kan, Mas?" Dua bulan Erin mendampingi Gempa di perusahaan itu, yang seringnya turun ke lapangan untuk mengecek segala hal di ladang, kebun, atau bahkan persawahan. Laporan mingguan, laporan bulanan, belum nanti saat hari panen tiba, lalu saat pembibitan, ah ... banyak pokoknya. Di situ Mas Gempa berdeham. Well, Erin sebut gerangan tanpa embel-embel 'mas' juga sah-sah saja, lho. Namun, Erin menghargai Gempa sebagai atasan, pun dia sungkan, dewasa kini teman kecilnya berbeda. Jadi, mari kita sebut mas saja untuk seterusnya. "Lumayan," katanya. Erin senyum. Yeah, lumayan. Setidaknya, daripada lumanyun, kan? Erin pun pamit kembali ke tempat duduknya. Tiba-tiba dia digoda oleh kawan setempat, dicie-ciekan. Konon kata mereka, Mas Gempa sering memperhatikannya,