Bonus 1: Badai

1482 Kata

"Kita udah pernah kayak gini, kan, Run?" Sangat pelan, dengan tatapan lurus pada plafon kamar. Bak mimpi, malam ini semua berjalan jauh dari harapan Badai, yang selama ini dia pikir tak akan pernah bisa dicapai. Melirik sisi kanan ranjang, ada perempuan kecintaan, berbaring memegang selimut menutup hingga leher, setelah apa hal beberapa menit lalu dia dengan perempuan itu beradu. Ah, ya .... Malam pertama jilid dua, antara Badai dengan Aruna, orangnya sama, tetapi kini dengan nuansa berbeda. Entah kenapa lebih menggigit, lebih menyenangkan daripada saat dulu di pernikahan pertama. Perlahan, Aruna juga menoleh. Dia tersipu-sipu seperti biasa, masih begitu ternyata, memang itulah ciri khas Aruna. Pipinya. Badai suka sekali melihat pipi kemerahan Aruna, apalagi saat malu-malu begini, maki

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN