18. Ketakutan Aruna

1681 Kata

"Beneran udah nikah, ya, Na?" Agak sendu tatapan itu. Aruna mengangguk. Well, Araga tidak sedang patah hati, kan? Tapi ngapain Ara sampai menepuk-nepuk pundak Raga sambil bilang, "Move on, yuk!" Kalau Raga tidak sedang patah hatinya oleh fakta menikah Aruna. "Terus, di mana suami kamu?" Aruna mengerjap. "Ada ...." "Kerja?" Ragu, Aruna mengangguk, lalu dia menunduk. Tuh, kan, sekali berbohong, ke sananya akan berbohong juga. Karena satu kebohongan bisa melahirkan kebohongan-kebohongan lainnya. Jujur, Aruna nggak suka. Dipikir-pikir, kenapa pernikahannya terkesan membawa keburukan alih-alih mendatangkan pahala? Aruna sedih atas hal itu. Hal yang membuat Aruna di sepertiga malamnya meminta kepada Pencipta, bila memang pernikahan ini buruk untuknya dan suami, maka tolong segera ditunju

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN