28. Sekeras Prasasti

1619 Kata

Terlalu cepat. Hingga Aruna merasa tak dapat mengelak. Dan ketika mata terbuka, Aruna mengerjap-ngerjap, lalu memegang erat-erat selimut yang menutupi tubuh tanpa sehelai benangnya. Ya, malam itu sudah lewat. Aruna menelan ludahnya tak keruan. Begitu dia menoleh pada sisi sebelahnya, ada sosok yang tidur tengkurap tanpa busana, persis sepertinya. Benar-benar sudah berlalu. Ya Tuhan .... Telah dia serahkan satu hal yang amat berharga dalam hidupnya itu, entah bagaimana bisa ... tetapi nyatanya telah terjadi, dan area intimnya dirasa mengganjal saat ini. Geraknya mengundang ringisan, menyadarkan Aruna bahwa itu semua bukanlah mimpi. Badai menggeliat. Aruna refleks pejamkan mata lagi, dengan jantung yang berdegup kencang. Di lain sisi, Badai terbangun. Melihat jam dan rupanya sudah pag

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN