"Jadi ... kita pacaran, nih, sekarang?" Aruna mengangguk malu-malu. Kalau iya pacaran, berarti Badai adalah pacar pertamanya. Di situ, Badai juga mesem-mesem kesenangan. Secepat itu hubungan mereka berkembang, Badai nggak tahu Aruna pakai ajian apa sehingga sosoknya mudah disukai. Tapi sungguh, kali ini Badai antusias dan itu karena gagasan barusan. Badai nembak Aruna. Fix, mereka pacaran. Ya ... karena memang sudah menikah, Aruna mau-mau saja diajak pacaran. Kan, nggak mungkin dia nolak suami? Tapi bagi Badai kejadian hari ini luar biasa sekali. "Ya udah, sini, cium dulu pacarnya." Aruna mendelik seketika. "Kan, udah pernah. Ayo!" kata Badai lagi. Dia ketuk-ketuk pipi kanan dengan jari. "Ayo, Run." Dipaksa. Ah, sudahlah. Aruna pun mencondongkan tubuhnya, mengecup pipi Badai dan