"Maaf soal semalam," kata Aruna. Dia sudah mengunci pintu kamar hingga Badai tidur di luar, eum ... di ruang TV maksudnya. Di situ Badai mau marah pun nggak jadi karena pagi-pagi sekali Aruna bangun dan memintanya pindah ke kamar, tetapi Badai keburu nyaman di sofa ruang TV, dan Aruna inisiatif memjiat tubuhnya, seakan tahu titik mana saja yang Badai rasa pegal. "Sarapannya mau aku buatin apa hari ini, Bang?" Badai menatap mata itu. Menelisik raut Aruna di pagi ini. Kemarin Aruna menangis dan ngambek sampai kunci pintu, masalahnya Badai tidak merasa salah hanya karena dia bertanya perihal Aruna tanpa baju, kan memang itu patut dipertanyakan, sampai detik ini juga Badai masih bertanya-tanya, tetapi sepertinya Aruna malu dan mungkin air mata kemarin itu karena dia nggak kuat lagi menahan