"Angkasa." Menolehlah dia, dipanggil seseorang. "Papa Gio?" "Sini!" Sambil menunjukkan buah tangan, detik itu Angkasa tampak berlari menujunya, Gempa pun mengukirkan senyum terbaik. "Papa Gio bawa apa?" "Bawa makanan kesukaan Aca." "Wah ... suka! Aca mau, Aca mau!" Dia kegirangan. "Duduk sini, apa mau Om pangku?" Angkasa balas dengan gelengan, lalu duduk di tempat yang tadi Gempa tepuk-tepuk. "Apa cuma kesukaan Aca, Papa Gio? Kesukaan Bumi sama Mars, ada?" Gempa senyum, dia julurkan tangan seraya mencubit gemas pipi putranya. Betul, kan? Putranya. "Om cuma beli buat Aca, soalnya kalau Bumi sama Mars, mereka kayaknya nggak suka sama Om ...." Mendengar itu, seketika Angkasa mengubah rautnya menjadi murung. "Maafin mereka, ya, Papa Gio. Sebetulnya Bumi dan Mars itu baik, tapi ka