Yulita masih menolak untuk melakukan kemoterapi. Entah mengapa, ada rasa takut dalam dirinya. Prisil sampai bingung, apa yang harus dilakukannya lagi agar sang mama mau melakukan hal itu. "Ma ... Prisil tuh takut kehilangan Mama, Ma. Kalau sampai terjadi sesuatu sama Mama, aku gimana? Sama siapa?" Prisil semakin frustrasi. Tidak ada yang dia miliki selain mamanya. "Mama yakin, kamu bisa mandiri, Nak." "Apa yang membuat Mama takut melakukan kemo, Ma? Siapa tahu, dengan itu Mama benar-benar bisa sembuh." "Mama hanya takut, Tuhan akan memberi Mama harapan palsu. Karena banyak penderita kanker yang tetap meninggal meskipun sudah dikemo." "Tapi ada juga yang sembuh, Ma." "Tapi hanya sedikit." "Kita tidak akan pernah tahu, sebelum kita mencoba. Apa Mama mau pasrah begini saja sampai Tuh