Semenjak mengetahui apa yang diidapnya, Flo lebih banyak diam. Ia tidak ingin rasanya ia bercerita pada orang terdekat. Namun, siapa? Dia tidak punya siapa-siapa. Yang dapat ia lakukan hanya mengkonsumsi obat dari dokter.
Minggu siang, Devano datang ke rumah Flo untuk menjenguk Vivi. Flo tengah berada di kamarnya, sementara bayi itu bersama babysitter-nya.
"Di mana, Flo?" tanya Devano.
"Di kamar, Pak."
Devano menganggukkan kepala. Ia ke dapur untuk mengambil minum. Di meja bar, ia menemukan beberapa obat.
"Ini obat siapa?"
"Obat Ibu, Pak."
"Ibu sakit?"
"Tidak tahu, Pak. Saya tidak berani bertanya. Sudah satu minggu ini, Ibu mengkonsumsinya."
"Oh...."
Devano hanya ber-oh saja. Ia juga tidak ingin tahu lebih banyak lagi. Baginya, ia dan Flo sudah masing-masing.
Pria itu mengg
