Kabar Bryan yang sudah mendaftarkan perceraiannya, sampai juga di telinga orang tuanya. Sang papa akhirnya meminta putranya itu untuk datang. Bryan mengumpat. Ini pasti ulah Prisil yang mengadu. Karena sebenarnya, pria itu akan mengatakannya nanti, setelah semuanya selesai. Toh, papanya sudah menyerahkan semua keputusan padanya. Mengapa juga harus membawa-bawa orang tuanya. Bryan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Begitu sampai di depan rumah orang tuanya, sudah ada mobil Prisil terparkir di sana. "Benar, kan. Pasti dia sedang mencari pembelaan," gumamnya. Pria itu turun dari mobil. Dengan langkah lebar, ia masuk ke rumah. Kakinya langsung membawanya ke ruang keluarga, di mana ia mendengar ada suara. "Akhirnya kamu datang juga," ucap papa Bryan, melihat sang putra datang.