Prisil marah pada sang mama. Ia menganggap mamanya justru memperkeruh keadaan. Apalagi mengetahui fakta tentang Flo dan masa lalu mamanya, ditambah mertuanya yang juga sudah tahu. Ia malu. Sangat malu. Sampai di rumah mamanya, ia memanggil wanita yang telah melahirkannya itu dengan nada tinggi. "Ma!" Yulita yang sedang berada di kamar, bergegas keluar. Ada apa? Tumben sekali putrinya berteriak di rumahnya. "Prisil ... ada apa?" Wanita itu menuruni tangga, menghampiri Prisil yang berdiri di depan tangga. Tatapan Prisil seperti seekor singa yang hendak menerkam mangsanya. "Semua gara-gara Mama! Karena ulah Mama, Bryan akan benar-benar menceraikanmu, Ma!" Dahi Yulita berkerut. "Ada apa? Ayo kita ngobrol pelan-pelan." Ia menuntun putrinya untuk duduk di ruang keluarga. Prisil mengh