Hati Flo hancur. Untuk kedua kalinya, ibu kandungnya membuangnya. Dan apa yang dikatakannya tadi? Anak pembawa sial? Siapa yang meminta dilahirkan? Jika memang pria yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab, apa itu semua berarti kesalahan Flo? Hati dan pikiran yang sudah mulai bisa terkontrol, kini kembali bergejolak. Tangan Flo mengepal erat. Meskipun hanya anak angkat, orang tua Devano membesarkannya dengan kasih sayang. Itu saja masih membuat Flo salah langkah. Apalagi ibu kandungnya yang dengan jelas menunjukkan rasa benci. Flo tidak akan membiarkan harga diri dan hidupnya diinjak-injak. "Silakan benci aku semaumu. Silakan hina aku sesukamu. Di saat aku hanya mengharap sedikit cinta dan rindu, kamu justru seperti menganggapku tak ada arti sama sekali di matamu. Maka, jangan m