“Kalian tinggal di sini dulu, ya? Ummi masih nggak mau jauh-jauhan sama anak bungsu Ummi.” Ummi Nur membuka percakapan saat sarapan pagi. “Ya ampun, Mi. Orang kita cuma mau pindah ke kota sebelah, nggak sampe ke Jakarta kayak waktu Luna kuliah.” “Tetap aja jauh, Nduk. Nggak bisa tiap hari ketemu.” “Saya tiap hari masih di sini kecuali weekend, Mi.” Ahsan nyeletuk. “Maksud Ummi tuh Luna, Nak.” Ummi Nur manyun, membuat orang-orang di meja makan tertawa pelan. “Wah, saya nggak diharapkan.” Ahsan pura-pura sedih. “Udah, ih!” Luna menepuk paha Ahsan pelan. Yang lain kembali tertawa. Rumah induk Abi Jamal itu semakin hangat tiap harinya. Suara bayi mungil Nia, candaan Luna dan Ahsan yang tak ada habisnya. Membuat Ummi Nur dan Abi Jamal merasa telah mengambil keputusan benar saat menerima