Pagi datang menjelang. Semalaman Hana tidak bisa memicingkan mata sedikitpun karena memikirkan perkataan mbak Yessy padanya. Semua kalimat yang menusuk itu masih terngiang-ngiang di telinga Hana. Sesekali air matanya masih mengalir pelan. Hana tak henti-henti mengutuk dirinya sendiri. Dia juga menyalahkan dirinya sendiri terhadap semua yang terjadi pada Nathan dan juga Eshan.
"Dia benar... Semua tidak akan menjadi seperti ini jika aku tidak muncul ke permukaan. Kalau saja aku bertahan hidup terasing di hutan waktu itu...." Hana bergumam sendiri dengan tatapan mata kosong.
Jika dia tidak lari malam itu dan bertemu Eshan, maka mungkin Eshan tidak akan pernah menjadi bagian dari peliknya kehidupan Hana. Mungkin saat ini Eshan masih tersenyum di layar televisi. Hana menghela napas panjang. D
