Kamu Juga Berharga

1653 Kata

Hana menudungi wajahnya saat cahaya matahari pagi itu menerpa. Bola matanya yang berwarna cokelat pirang itu terlihat semakin jelas di bawah sinar sang mentari. Hana pun memejamkan matanya sejenak. Dia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali dia menatap matahari secara langsung seperti ini. Guratan sendu di wajahnya masih terlihat jelas. Namun setidaknya kali ini Hana mulai bisa mengontrol emosi dan pikirannya sendiri. Tit... Tit... Hana pun langsung menoleh begitu mendengar suara klakson di ujung sana. Bersamaan dengan itu Ari melongokkan wajahnya, lalu melambaikan tangannya pada Hana. Karena dilarang oleh mbak Yessy, akhirnya Nathan meminta bantuan Ari untuk menjemput Hana dari pusat perawatan dan mengantarnya pulang ke rumah. "Maaf ya, aku sedikit telat. Soalnya macet banget tadi." A

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN