Seandainya

1485 Kata

“Kamu siap untuk perjalanan yang menyenangkan ini?” tanya Eshan. Hana hanya mengangguk lemah. Dia merasa lemas dan tidak enak badan saat ini. Semalaman dia sama sekali tidak bisa tertidur karena terus saja memikirkan jawaban Nathan. Sebenarnya Hana ingin membatalkan keinginannya untuk ikut dengan Eshan ke kampung halamannya, namun Hana juga merasa tidak enak karena Eshan sudah terlihat sangat bersemangat. “Sudahlah... jangan terlalu dipikirkan lagi. Sekarang waktunya kamu untuk menepi sejenak. Kamu butuh istirahat. Kamu juga butuh hiburan. Jadi aku harap... kamu melupakan segala sesuatu tentang Nathan dan fokus pada apa yang ada di depan mata kamu saja,” ucap Eshan lagi. Hana pun menatap bingung. “Apa yang ada di depan mata?” Eshan terlihat salah tingkah. Dia tidak mungkin secara gamb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN