Langit pagi ini mendung, sama seperti hati Nathan yang belum juga membaik sejak dia tahu bahwa Eshan menyukai Hana. Semalam bahkan dia tidak bisa tertidur lelap. Kepala Nathan dipenuhi tentang Eshan dan Hana. Apa yang mereka lakukan sekarang? apakah mereka berdua tinggal bersama? Apakah Eshan benar-benar sudah mengakui perasaannya kepada Hana? Pertanyaan-pertanyaan itu terus terngiang-ngiang di benak Nathan. Nathan meneguk cangkir kopinya hingga tetesan terakhir, lalu segera meraih jaket deminmya. Ari yang sedang duduk di sofa sambil bermain handphone pun menatap heran. “Kamu mau ke mana?” tanya Ari. “Aku mau ke rumah Eshan,” jawab Nathan. Ari langsung spontan berdiri dan mengikat rambut gondrongnya. “Aku ikut!” Nathan hanya mengangguk, kemudian bergegas pergi keluar menuju parkiran