Orang-orang sering bilang kalau pakar ribet dari segala hal adalah perempuan. Mulai dari ribet bersiap-siap ketika mau pergi liburan, ribet kalau sedang PMS, sampai-sampai ribet ketika ditanya mau makan apa. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Klara, tidak—bagi mereka berdua. “Mau makan apa?” Klara bertanya. “Terserah,” jawab Dean singkat. “M-Makan di mana?” Gadis itu tidak berhenti mencoba. “Terserah.” Lagi-lagi jawaban sama keluar dari mulut pria itu. Perempatan merah mulai terbentuk di jidat Klara, dia sudah hampir kehabisan kesabaran, tetapi masih mengulas senyum di bibir sebagai bentuk rasa sopan. Dia mengulang kembali pertanyaannya. “Setidaknya katakan, kita mau pergi ke mana?” “Terserah.” “Aaaaaaaah! Terserah, terserah, terserah mulu! Lama-lama kutempiling juga muka batumu it