“Apa kamu yakin kita tidak perlu melaporkan pria aneh tersebut kepada pihak berwajib, Dean? Dia bisa saja orang jahat yang berniat untuk melukai orang-orang.” Klara memeluk tas berisi pakaiannya tersebut dan berjalan mengimbangi langkah Dean yang begitu panjang. Perasaannya masih resah, baru kali ini Klara merasa tidak tenang setelah melihat seseorang. Bayangkan saja, pria itu memiliki tato hampir di separuh wajahnya dan Klara jelas sekali melihat bahwa dia membawa sebilah pisau kecil dan pistol di saku celananya. Dean berhenti. Ia membalikan badannya dan menatap Klara dengan wajah yang kesal. Klara mengangguk cepat dan menutup mulutnya. “Baik, itu bukan urusanku dan jangan ikut campur urusan orang lain.” Dean yang sudah mengacungkan telunjuknya tidak lanjut berbicara, ia menurunkannya k