“Thank udah luangin waktu datang ke sini.” Gio tengah duduk di hadapan Raka, “Kamu sibuk?” Raka duduk santai sambil menyesap kopi di ruangan kerja Gio. “Nggak kok, kebetulan tadi ke butik Rea untuk ngomongin projek barunya dia. Aku juga memang rencana ketemu kamu, Gi.” “Ah syukurlah. Aku dulu atau kamu dulu yang ngomong?” “Kamu dulu, tapi sebelumnya gimana kabarnya Sera?” “Kamu nggak sempat hubungi dia?” “Sempat, tiap hari aku sempatin hubungi dia tapi dia selalu bilang baik.” “Sejauh ini dia terlihat baik. Luka di wajahnya juga sudah membaik makanya dia maksa buat kerja” “Dia memang pandai menyembunyikan tentang perasaannya, sejak dulu nggak pernah berubah.” “Yang mau aku bahas ini tentang Sera,” Gio menjeda ucapannya. “Siapa Reza sebenarnya?” Raka mendesah pelan, merubah posisi