Sarah bangun dari pingsannya, dia merasa bagian belakang lehernya sakit sekali. Masih buram penglihatannya, dia bangun dan memposisikan dirinya tempat sandaran yang nyaman. "Kau sudah bangun?" Sarah segera menoleh arah sumber suara itu. Seorang wanita berkisaran Lima puluh tahunan, mendekat, dan membawa minuman serta camilan kering. Wanita itu kemudian meletakkan nampan di nakas samping di mana Sarah bersandar tersebut. Sarah masih membisu, bahkan dia masih heran di mana dirinya sekarang. Dia mencoba untuk mengingat lagi yang terjadi padanya. "Ini di minum dulu," ucapnya senyum, berikan secangkir teh yang sangat harum di hidung Sarah. Sarah bukan mengindahkan penawaran dari wanita di depannya. Dia berusaha mengingat kembali apa yang terjadi pada dirinya. Mengapa dia bisa ada di s